tulisan ini pernah di muat di harian surya.
Sebagai bagian proses modernisasi, industrialisasi mengalami perkembangan yang sangat cepat. Industrialisasi diyakini mampu menciptakan masyarakat yang produktif. Pengangguran yang sering dituding sebagai pemicu keonaran digiring ke pabrik-pabrik.
Asumsi itu juga melanda Indonesia. Industrialisasi mulai merambah pedesaan. Hadirnya masyarakat industri ditandai dengan perubahan ekologi. Perangkat-perangkat alamiah digantikan dengan buatan manusia. Masyarakat pun semakin konsumtif.
Yang patut diwaspadai adalah munculnya dampak sosial dalam masyarakat industri. Misalnya, kesenjangan sosial yang semakin lebar atau adanya perbedaan strata antara penduduk asli dengan pendatang. Bila industrialisasi justru menyebabkan penduduk setempat tersisih karena kalah bersaing dengan pendatang, akan mudah meletupkan gejolak sosial yang memicu kerusuhan dan tindak kriminal.
Seharusnya, industrialisasi mampu memberi nilai tambah bagi warga setempat dan bukan justru merugikan. Proses pembebasan tanah misalnya, harus mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu, peran tokoh masyarakat sangat dibutuhkan agar warga tetap menjadi tuan di daerahnya sendiri.
Warga yang tanahnya dibebaskan hendaknya tak hanya disalurkan ke perusahaan sebagai tenaga kerja, tetapi juga diberi kesempatan menanamkan investasi melalui saham di perusahaan itu. Diperlukan pula lembaga yang mampu mengayomi warga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dinamika masyarakat industri bagaimana pun sangat berbeda dengan masyarakat agraris. Masyarakat industri dituntut memiliki keahlian dan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Untuk itu, diperlukan pengembangan balai latihan kerja atau semacamnya yang membekali masyarakat dengan beragam keterampilan dan keahlian. Dengan demikian, penduduk setempat tak hanya jadi penonton atau bahkan tersingkir.
Dibaca: 875
halaman asli di surya http://www.surya.co.id/2010/07/02/pesta-bagi-industri.html
0 komentar:
Posting Komentar